a.
Organ reproduksi
Alat kelamin pria berfungsi menghasilkan gamet
jantan, yaitu spermatozoa (sperma). Alat kelamin pria dibedakan menjadi alat
kelamin dalam (internal) dan alat kelamin luar(eksternal).
1)
Organ Internal
Alat
kelamin dalam terdiri atas:
a)
Testis
Testis atau buah zakar adalah bagian dari organ reproduksi pria,
terletak di bawah penis, dalam scrotum (kantung zakar). Testis merupakan organ
kecil dengan diameter sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis membutuhkan suhu
lebih rendah dari suhu badan (36,7oC) agar dapat berfungsi secara
optimal. Oleh karena itu, testis terletak di luar tubuh di dalam suatu kantong
yang disebut skrotum. Pria memiliki sepasang testis yang berbentuk oval berada
di kiri dan kanan untuk memproduksi sperma. Sepasang testis ini dibungkus oleh
lipatan kulit berbentuk kantung yang disebut kantung zakar (skrotum). Fungsi
testis adalah alat untuk menghasilkan sperma dan hormon kelamin jantan yang
disebut testoteron. Hormon inilah yang membuat ‘sifat jantan’, seperti
otot-otot yang menonjol, suara besar, dan sebagainya. Di dalam testis terdapat
saluran-saluran halus yang disebut tubulus seminiferus yang merupakan tempat
pembentukan spermatozoa. Di belakang masing-masing terdapat epididimis. Dari
masa puber (akil balig) sampai sepanjang hidupnya pria memproduksi sperma
setiap waktu. Pria dapat melepaskan sperma saat ejakulasi atau waktu puncak
bersenggama. Testis merupakan tempat pembentukan sel kelamin jantan
(spermatozoa) dan hormon kelamin (testosteron). Pada testis terdapat
pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferus. Pada dinding
tubulus seminiferus terdapat calon-calon sperma (spermatogonium yang diploid.
Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel intertisisial yang menghasilkan
hormon testosteron dan hormon kelamin jantan lainnya. Selain itu, terdapat pula
sel-sel berukuran besar yang berfungsi menyediakan makanan bagi spermatozoa,
sel ini disebut sel sertoli.
Hormon testosteron ini juga akan menentukan sikap mental seorang
laki-laki, serta penampilan kejantanan tubuhnya. Tanpa hormon ini seorang
laki-laki akan berkulit lembut, lemah gemulai, seperti ciri-ciri seorang
wanita. Pada seorang laki-laki testis dapat mengalami gangguan, antara lain
tumor, yaitu pembengkakan yang terjadi pada testis. Pembengkakan dapat juga
diakibatkan pengumpulan cairan antara lapisan-lapisan pembungkus atau
pembesaran pembuluh darah balik. Gondongan pada orang dewasa dapat pula
menyebabkan pembengkakan dan peradangan testis sehingga menimbulkan kemandulan.
Gambar 1. Struktur reproduksi pria tampak dep
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
b)
Saluran pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam alat reproduksi pria
terdiri atas saluran epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
1.
Saluran epididimis
Saluran ini berjumlah sepasang dan merupakan
saluran yang berkelok-kelok yang keluar dari testis. Saluran epididimis
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma matang dan
bergerak ke vas deferens.
2.
Vas deferens
Vas deferens merupakan sambungan dari epididimis. Saluran ini tidak
menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat.
Fungsi saluran ini adalah sebagai saluran tempat jalannya sperma dari
epididimis menuju kantung semen (kantung mani/vesikula seminalis).Vas deferens
menghasilkan sekret
dan kelenjar, Fungsi dari sekret ini antara lain seperti berikut:
a.
Menyediakan zat gizi yang
dibutuhkan oleh spermatozoa, seperti karbohidrat, vitamin, dan asam amino.
Karbohidrat yang dibutuhkan dalam bentuk fruktosa.
b.
Sekret bersifat basa yaitu
memiliki pH 7,2–7,4, sehingga dapat menetralkan asam yang terdapat di liang
senggama wanita. Karena spermatozoa dapat mati jika berada pada pH asam.
c.
Sekret mengandung lendir
pelumas dan zat yang disebut prostaglandin yang dapat merangsang pergerakan
dinding rahim Sperma bersama sekret inilah yang disebut dengan air mani atau
semen. Di dalam vas deferens, sperma dapat bertahan hidup selama 6 minggu,
tetapi apabila berada pada tubuh wanita hanya bertahan selama 1-2 hari.
3.
Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan
kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma
agar masuk ke dalam uretra.
4.
Uretra
Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan
luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuangan baik pada sistem kemih
atau ekskresi maupun pada sistem seksual. Pada pria, uretra berfungsi juga
dalam sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani. Pada pria,
panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis. Uretra pada pria
dibagi menjadi empat bagian
berdasarkan letaknya, yaitu:
1)
Pars praprostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.
2)
Pars prostatica, terletak di prostat. Pada bagian uretra ini terdapat pembukaan
kecil, di mana terletak muara vas deferens.
3)
Pars membranosa, panjang sekitar 1,5 cm dan di bagian lateral terdapat kelenjar
bulbo uretralis.
4)
Pars spongiosa/cavernosa, panjang sekitar 15 cm dan melintas di corpus spongiosum penis.
c)
Kelenjar kelamin laki-laki
Saluran kelamin dilengkapi dengan tiga kelenjar yang dapat
mengeluarkan getah atau semen. Kelenjar-kelenjar ini, antara lain vesikula
seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretral (Cowper).
1.
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis terletak di belakang kantung kemih disebut juga
kantung semen. Dinding vesikula seminalis
menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan
bagi sperma. Vesikula seminalis berjumlah sepasang dan terletak di atas dan
bawah kandung kemih. Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari volume total
semen. Cairan dari vesikula seminalis berwarna jernih, kental mengandung
lendir, asam amino, dan fruktosa. Cairan ini berfungsi memberi makan sperma.
Selain itu, vesikula seminalis juga mengekskresikan prostaglandin yang
berfungsi membuat otot uterin berkontraksi untuk mendorong sperma mencapai
uterus.
2.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kantung kemih dan merupakan pertemuan
antara uretra dengan vas deferens. Kelenjar prostat berukuran lebih besar
dibandingkan dua kelenjar lainnya. Cairan yang dihasilkan encer seperti susu
dan bersifat alkalis sehingga dapat menyeimbangkan keasaman residu urin di
uretra dan keasaman vagina. Cairan ini langsung bermuara ke uretra lewat
beberapa saluran kecil.
3.
Kelenjar bulbouretral atau
kelenjar Cowper.
Kelenjar
ini kecil, berjumlah sepasang, dan terletak di sepanjang uretra. Cairan
kelenjar ini kental dan disekresikan sebelum penis mengeluarkan sperma dan
semen. Kelenjar Cowper terletak di belakang kelenjar prostat dan langsung
menuju uretra. Kelenjar prostat dan kelenjar Cowper berfungsi untuk
menghasilkan sekret (hasil produksi kelenjar) untuk memberi nutrisi dan
mempermudah gerakan spermatozoa.
2)
Organ Eksternal
Alat kelamin luar pria, yaitu berupa penis dan skrotum. Penis adalah
organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah penyimpanan
sperma dari alat kelamin jantan (pria) ke dalam alat kelamin betina (wanita).
Penis pada pria dapat mengalami ereksi. Ereksi adalah penegangan dan
pengembangan penis karena terisinya saluran penis oleh darah. Skrotum pada pria
di kenal dengan buah zakar. Di dalam buah zakar ini terdapat testis.
a) Penis
Penis (dari bahasa Latin phallus yang artinya ekor) adalah
alat kelamin jantan dan juga berfungsi sebagai organ eksternal untuk urinasi.
Penis terdiri atas tiga rongga yang berisi jaringan spons. Uretra pada penis
dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung
pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, maka
rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan
mengembang (ereksi).
b) Scrotum
(kantung zakar)
Scrotum merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Scrotum
berjumlah sepasang, yaitu scrotum kanan dan scrotum kiri. Di antara scrotum
kanan dan scrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot
polos. Skrotum disusun oleh otot-otot berikut.
1.
Otot dartos
Otot dartos merupakan otot yang membatasi antara skrotum kanan dan
kiri. Otot dartos berfungsi untuk menggerakkah skrotum untuk mengerut dan
mengendur. Skrotum memiliki adaptasi terhadap udara yang panas maupun dingin.
Pada saat udara panas maka tali yang mengikat skrotum akan mengendur untuk
membiarkannya turun lebih jauh dari tubuh. Sebaliknya apabila udara dingin maka
tali tersebut akan menarik skrotum mendekati tubuh sehingga akan tetap hangat.
Hal ini dilakukan untuk menunjang fungsi dari testis.
2.
Otot kremaster
Otot kremaster merupakan penerusan otot lurik dinding perut. Otot
ini berfungsi untuk mengatur suhu lingkungan testis agar stabil, karena proses
spermatogenesis dapat berjalan dengan baik pada suhu stabil, yaitu 3 oC
lebih rendah dari suhu di dalam tubuh. Suhu yang tidak sesuai akan menghambat
produksi spermatozoa. Gangguan demam dapat mengakibatkan penurunan produksi
spermatozoa. Pada pria dianjurkan memakai pakaian yang longgar untuk menunjang
kesuburan laki-laki. Struktur dari kantong skrotum yaitu banyak lipatan kulit
yang berfungsi untuk memperluas permukaan penguapan. Kulit kantong skrotum
memiliki banyak kelenjar keringat, untuk mendinginkannya dilakukan melalui
proses penguapan air keringat
Gambar 2.Struktur alat reproduksi pria
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
b.
Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan
spermatozoa (sel benih pria). Spermatogenesis dimulai dengan pertumbuhan
spermatogonium menjadi sel yang lebih besar disebut spermatosit primer. Sel-sel
ini membelah secara mitosis menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar,
kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar.
Spermatid adalah sebuah sel bundar dengan sejumlah besar protoplasma dan
merupakan gamet dewasa dengan sejumlah kromosom haploid. Proses ini berlangsung
dalam testis (buah zakar) dan lamanya sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis
sangat bergantung pada mekanisme hormonal tubuh.
Spermatozoa (sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana
kepala mengandung materi genetik DNA, dan ekor yang merupakan alat pergerakan
sperma. Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar
serta memiliki ekor bergelombang yang berguna mendorong sperma memasuki air
mani. Kepala sperma mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga memiliki
struktur yang disebut akrosom. Akrosom mampu menembus lapisan jelly
yang mengelilingi telur dan membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi oleh
organ yang bernama testis dalam kantung zakar. Hal ini menyebabkan testis
terasa lebih dingin dibandingkan anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma
berjalan lambat pada suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang
lebih rendah dalam kantung zakar.
Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa
atau spermatogonium. Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang berfungsi
memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Sel Leydig berfungsi menghasilkan testosteron.
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel
spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder. Spermatosit
sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid. Spermatid berdeferensiasi
menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP (Androgen
Binding Protein) testosteron tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan
menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hiposis agar
menghentikan sekresi FSH dan LH. Kemudian spermatozoa akan keluar melalui
uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula
seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar Cowper. Spermatozoa bersama cairan
dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu
ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.
Pada laki-laki, spermatogenesis terjadi seumur hidup dan pelepasan spermatozoa
dapat terjadi setiap saat.
Pada akhir proses, terjadi pertumbuhan dan perkembangan atau
diferensiasi yang rumit, tetapi bukan pembelahan sel, yaitu mengubah spermatid
menjadi sperma yang fungsional. Nukleus mengecil dan menjadi kepala sperma,
sedangkan sebagian besar sitoplasma dibuang. Sperma ini mengandung enzim yang
memegang peranan dalam menembus membran sel telur.
Gambar 3. Proses
spermatogenesis
|
(Sumber: Campbell Jilid
9, 2011)
|
Spermatogenesis terjadi secara diklik di semua bagian
tubulus seminiferus. Di setiap satu bagian tubulus, berbagai tahapan tersebut
berlangsung secara berurutan. Pada bagian tubulus yang berdekatan, sel
cenderung berada dalam satu tahapan lebih maju atau lebih dini. Pada manusia,
perkembangan spermatogonium menjadi sperma matang membutuhkan waktu 16 hari.
Spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon gonadotropin, Follicle Stimulating
Hormone (FSH), Luteinizing hormone (LH), dan hormon testosteron.
Hal yang mengagumkan dari kerja tubulus seminiferus adalah mampu
memproduksi sperma setiap hari sekitar 100 juta spermatozoa. Jumlah yang normal
spermatozoa berkisar antara 35–200 juta, tetapi mungkin pada seseorang hanya
memproduksi kurang dari 20 juta, maka orang tersebut dapat dikatakan kurang
subur. Biasanya faktor usia sangat berpengaruh terhadap produksi sperma.
Seorang laki-laki yang berusia lebih dari 55 tahun produksi spermanya
berangsur-angsur menurun. Pada usia di atas 90 tahun, seseorang akan kehilangan
tingkat kesuburan. Selain usia, faktor lain yang mengurangi kesuburan adalah
frekuensi melakukan hubungan kelamin.
Seseorang yang sering melakukan hubungan kelamin akan berkurang kesuburannya.
Hal ini disebabkan karena sperma belum sempat dewasa sehingga tidak dapat
membuahi sel telur. Berkebalikan dengan hal itu, apabila sperma tidak pernah
dikeluarkan maka spermatozoa yang telah tua akan mati lalu diserap oleh tubuh.
c.
Hormon reproduksi pada pria
Proses
pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon. Hormon-hormon
tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Testosteron
Testosteron adalah hormon yang
bertanggung jawab terhadap pertumbuhan seks sekunder pria seperti pertumbuhan
rambut di wajah (kumis dan jenggot), pertambahan massa otot, dan perubahan
suara. Hormon ini diproduksi di testis, yaitu di sel Leydig. Produksinya
dipengaruhi oleh FSH (Follicle Stimulating Hormone), yang dihasilkan
oleh hipofisis. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk
membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit
sekunder. Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada
saat embrio, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin
sekunder serta mendorong spermatogenesis.
2)
Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis anterior. Fungsi LH adalah merangsang sel Leydig untuk menghasilkan
hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya
sifat kelamin sekunder. Pada pria, awal pubertas antara usia 13 sampai 15 tahun
terjadi peningkatan tinggi dan berat badan yang relatif cepat bersamaan dengan
pertambahan lingkar bahu dan pertambahan panjang penis dan testis. Rambut pubis
dan kumis serta jenggot mulai tumbuh. Pada masa ini, pria akan mengalami mimpi
basah.
3)
Follicle Stimulating Hormone/FSH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis anterior. FSH berfungsi untuk merangsang sel Sertoli menghasilkan ABP
(Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai
proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa
disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari.
4)
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel
Sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel Sertoli juga mensekresi suatu
protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa
keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia
untuk pematangan sperma.
5)
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk
mengatur metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan
pembelahan awal pada spermatogenesis.
6)
Hormon Gonadotropin
Hormon gonadotropin dihasilkan oleh
hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk merangsang kelenjar hipofisa bagian
depan (anterior) agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.
2.
Sistem Reproduksi Wanita
a.
Organ reproduksi
Organ reproduksi wanita dibedakan menjadi organ
reproduksi luar dan organ reproduksi dalam.
1)
Organ reproduksi
luar
Organ reproduksi
luar terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
a)
Labia mayor (bibir luar vagina yang tebal) berlapiskan
lemak.
b)
Mons veneris, pertemuan antara kedua bibir vagina dengan
bagian atas yang tampak membukit.
c)
Labia minor (bibir kecil), yaitu sepasang lipatan kulit
yang halus dan tipis, tidak dilapisi lemak.
d)
Klitoris, tonjolan kecil disebut juga kelentil.
e)
Orificium urethrae (muara saluran kencing), tepat dibawah
klitoris.
f)
Himen (selaput dara), berlokasi dibawah saluran kencing
yang mengelilingi lubang vagina.
2)
Organ reproduksi
dalam
Organ reproduksi
dalam terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
a)
Indung telur (ovarium)
Ovarium berjumlah sepasang dan terletak dirongga perut,
yaitu di daerah pinggang kiri dan kanan. Ovarium diselubungi oleh kapsul
pelindung dan mengandung beberapa folikel. Tiap folikel mengandung satu sel
telur yang diselubungi oleh satu atau lebih lapisan sel-sel folikel. Folikel adalah struktur seperti
bulatan-bulatan yang mengelilingi oosit dan berfungsi menyediakan makanan dan
mlindungi perkembangan sel telur.
b)
Oviduk (tuba fallopi)
Oviduk
berjumlah sepasang. Saluran oviduk menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus).
Ujung oviduk berbentuk corong berjumbai-jumbai (fimbriae). Fibriae berfungsi
menangkap ovum. Setelah ovum ditangkap oleh fibriae, kemudian diangkat oleh
bagian oviduk yang menyempit dengan gerak peristaltik dinding tuba menuju ke
rahim.
c)
Uterus (rahim)
Pada
manusia, rahim hanya satu ruang dan berotot serta tebal. Pada wanita yang belum
pernah melahirkan, ukuran rahim biasanya panjangnya 7 cm dan lebarnya 4-5 cm.
Rahim bawah mengecil dan dinamakan leher rahim (serviks uteri) sedangkan bagian
yang besar disebut badan rahim (korpus uteri). Rahim tersusun atas tiga
lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium.
Endometrium
menghasilkan banyak lendir dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan inilah
yang mengalami penebalan yang akan mengelupas setiap bulannya bila tidak ada
zigot (sel telur yang telah dibuahi) yang ditanamkan (implantasi).
d)
Vagina
Vagina ialah sebuah tabung berlapiskan otot yang membujur
ke arah belakang dan atas. Dinding vagina lebih tipis daripada rahim dan banyak
memiliki lipatan. Hal ini untuk mempermudah jalan kelahiran bayi. Vagina juga
memiliki lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan kelenjar Bartholin.
(b)
|
Gambar 4. Organ reproduksi wanita tampak dari (a) depan
dan (b) samping
|
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
|
b.
Oogenesis
Proses pembentukan sel telur
disebut oogenesis, proses ini berlangsung di dalam ovarium (indung telur). Sel telur
berasal dari sel induk telur yang disebut oogonium. Dalam oogonium, terkandung kromoson sebanyak 23 pasang. Sel-sel oogonium ini bersifat diploid.
Di dalam ovarium ini, sel-sel oogonium membelah secara mitosis. Sel-sel oogonium (oosit primer) terbentuk
sejak bayi lahir. Saat pubertas, oosit primer melakukan pembelahan meiosis
menghasilkan oosit sekunder dan badan polar pertama (polosit primer). Proses
ini terjadi dibawah pengaruh FSH (Follicle
Stimulating Hormone).
Oosit sekunder dikelilingi
oleh folikel. Oosit yang terus berkembang, lama– kelamaan akan dipisahkan dari
folikel-folikel disekelilingnya oleh zona pelusida. Dibawah pengaruh FSH,
folikel-folikel ini membelah berkali-kali dan membentuk folikel de graaf (folikel yang telah masak). Kemudian sel-sel
folikel ini memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis untuk mensekresikan
LH (Luteinizing Hormone). LH
berfungsi mendorong terjadinya ovulasi. Kemudian oosit sekunder akan mengalami
pembelahan lagi secara mitosis membentuk ootid dan badan kutub II. Selanjutnya
ootid inilah yang akan berkembang menjadi ovum. Ovum yang dihasilkan dari proses
ini hanya berjumlah satu. Agar bisa mengetahui dengan jelas proses tersebut,
Perhatikan Gambar 5.
Gambar 5.
Proses pembentukan sel telur
|
(Sumber: Campbell
Jilid 9, 2011)
|
c.
Kontrol hormon pada sistem reproduksi wanita
Berjalannya sistem reproduksi wanita tidak terjadi dengan
sendirinya, namun dipengaruhi oleh beberapa hormon. Hipotalamus akan
menyekresikan hormon gonadotropin. Hormon gonadotropin merangsang kelenjar
pituitari untuk menghasilkan hormon FSH. Hormon FSH merangsang pertumbuhan dan
pematangan folikel di dalam ovarium. Perhatikan Gambar 6.
Gambar 6.
Kontrol hormon pada reproduksi wanita
|
(Sumber:
Rochmah 2009)
|
Pematangan folikel ini merangsang kelenjar ovarium mensekresikan hormon
estrogen. Hormon estrogen berfungsi membantu pembentukan kelamin sekunder seperti
tumbuhnya payudara, panggul membesar, dan ciri lainnya. Selain itu, estrogen
juga membantu pertumbuhan lapisan endometrium pada dinding ovarium. Pertumbuhan
endometrium memberikan tanda pada kelenjar pituitari agar menghentikan sekresi
hormon FSH dan berganti dengan sekresi hormon LH.
Oleh stimulasi hormon LH, folikel yang sudah matang pecah
menjadi korpus luteum. Saat seperti ini, ovum akan keluar dari folikel dan
ovarium menuju uterus (terjadi ovulasi). Korpus luteum yang terbentuk segera
menyekresikan hormon progesteron. Progesteron berfungsi menjaga pertumbuhan
endometrium seperti pembesaran pembuluh darah dan pertumbuhan kelenjar
endometrium yang menyekresikan cairan bernutrisi.
Apabila ovum pada uterus tidak dibuahi, hormon estrogen
akan berhenti. Berikutnya, sekresi hormon LH oleh kelenjar pituitari juga
berhenti. Akibatnya, korpus luteum tidak bisa melangsungkan sekresi hormon
progesteron. Oleh karena hormon progesteron tidak ada, dinding rahim sedikit
demi sedikit meluruh bersama darah. Darah ini akan keluar dari tubuh dan kita
biasa menamakannya dengan siklus menstruasi.
d.
Menstruasi
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis
dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon
reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi.
Pada manusia,
hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja
sampai menopause. Selain manusia,
periode ini hanya terjadi pada primata-primata
besar, sementara binatang-binatang
menyusui lainnya mengalami siklus estrus.
Menstruasi dapat diartikan sebagai luruhnya ovum yang tidak dibuahi beserta
lapisan dinding uterus yang terjadi secara periodic. Darah menstruasi sering disertai
dengan jaringan-jaringan kecil yang bukan darah. Siklus menstruasi pada wanita terdiri
atas 3 fase yaitu : (Lihat Gambar 7).
1) Fase
proliferasi
Fase
ini dikendalikan oleh hormon estrogen maka disebut juga “fase estrogenic” fase
ini dimulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus.Setiap bulan setelah
haid, hipofisis anterior akan mensekresikan FSH (Follicle Stimulating Hormon). Hormon ini berpengaruh terhadap
proses pertumbuhan dan pematangan ovum dan folikel graaf. Selama partumbuhan
folikel menjadi folikel graaf terjadi proses pembentukan dan pengeluaran hormon
estrogen. Estrogen berfungsi untuk membangun endometrium sehingga endometrium
rahim menebal hingga 5-7 cm. selain itu, estrogen juga mempengaruhi kelenjar
serviks untuk menghasilkan cairan encer.
2) Fase
sekresi (fase progesterone)
Fase
ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28 dari siklus. Folikel graaf yang
pecah pada saat ovulasi berubah menjadi korpus
rubrum yang mengandung banyak darah. Adanya LH menyebabkan korpus rubrum
berubah menjadi korpus luteum (badan
kuning). Korpus
luteum mensekresikan hormon progesterone. Selama fase sekresi,
endometrium terus menebal. Arteri-arteri membesar dan kelenjar endometrium tumbuh.
Perubahan pada endometrium dipengaruhi oleh hrmon estrogen dan progesteron yang
disekresiksn oleh korpus luteum sesudah ovulasi. Jika tidak terjadi kehamilan,
maka korpus luteum akan berdegenerasi sehingga progesterone dan estrogenmenurun
bahkan sampai hilang.
3) Fase
menstruasi
Fase ini berlangsung selama 4-6 hari dalam satu
siklus. Karena hormon progesteron dan estrogen berhenti dikeluarkan, maka
endometrium mengalami degenerasi. Darah mucus, dan sel-sel epitel dikeluarkan
sebagai darah haid dari rongga uterus ke vagna. Dengan menurun dan hilangnya progesteron dan
estrogen, FSH aktif diproduksi lagi, dan siklus dimulai kembali.
Gambar 7.
Siklus menstruasi
|
(Sumber:
Campbell Jilid 9, 2011)
|
3.
Fertilisasi dan Kehamilan
1)
Fertilisasi
Fertilisasi (pembuahan) adalah proses penyatuan gamet
pria dan wanita, terjadi di ampulla tuba fallopi. Bagian ini adalah bagian
terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium. Spermatozoa dapat
bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama kira-kira 24 jam.
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam
saluran telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus
dan tuba. Perlu diingat bahwa pada saat sampai di saluran kelamin wanita,
spermatozoa belum mampu membuahi oosit. Mereka harus mengalami kapasitasi dan
reaksi akrosom. Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran
reproduksi wanita, yang pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu
itu, suatu selubung glikoprotein dari protein-protein plasma semen dibuang dari
selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang
mengalami kapasitasi yang dapat melewati sel korona dan mengalami reaksi
akrosom. Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pellusida dan
diinduksi oleh protein-protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan
enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain akrosin
dan zat-zat serupa tripsin.
Gambar 8. Proses Fertilisasi
Sumber : Campbell Jilid 9, 2011)
|
Pada fertilisasi mencakup 3 fase :
a)
Penembusan korona
radiata.
b)
Penembusan zona
pelusida.
c)
Fusi oosit dan
membrane sel sperma
Fase 1 : Penembusan korona radiata
Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke dalam
saluran kelamin wanita,hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan. Hanya satu
diantaranya yang diperlukanuntuk pembuahan, dan diduga bahwa sperma-sperma
lainnya membantu sperma yang akanmembuahi untuk menembus sawar-sawar yang
melindungi gamet wanita. Sperma yangmengalami kapasitasi dengan bebas menembus
sel korona.
Fase 2 : Penembusan zona pelusida
Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di
sekeliling telur yangmempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan
menginduksi reaksi akrosom.Pelepasan enzim-enzim akrosom memungkinkan sperma
menembus zona pelusida, sehinggaakan bertemu dengan membrane plasma oosit.
Permeabilitas zona pelusida berubah ketikakepala sperma menyentuh permukaan
oosit. Hal ini mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul
korteks yang melapisi membrane plasma oosit. Padagilirannya, enzim-enzim ini
menyebabkan perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk menghambat
penetrasi sperma dan membuat tak aktif tempat tempat reseptor bagispermatozoa
pada permukaan zona yang spesifik spesies. Spermatozoa lain ternyata
bisamenempel di zona pelusida tetapi hanya satu yang menembus oosit.
Fase 3 : penyatuan oosit dan membrane sel sperma
Segera setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit,
kedua selaput plasma seltersebut menyatu. Karena selaput plasma yang menbungkus
kepala akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya
terjadi adalah antara selaput oosit danselaput yang meliputi bagian belakang
kepala sperma. Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki
sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertingal di permukaan oosit.Segera
setelah spermatozoa memasuki oosit, sel telur menanggapinya dengan 3 cara yang
berbeda :
1.
Reaksi kortikal dan
zona : sebagai akibat terlepasnya butir kortikal oosit.
a.
Selaput oosit tidak
dapat ditembus lagi oleh spermatozoa lain
b.
Zona pelusida
butirmengubah struktur dan komposisinya untuk mencegah penambatan dan penetrasi
sperma. Dengan cara ini terjadinya polispermi dapat dicegah.
2.
Melanjutkan
pembelahan meiosis kedua. Oosit menyelesaikan pembelahan meiosiskeduanya segera
setelah spermatozoa masuk. Salah satu dari sel anaknya hampir tidak mendapatkan
sitoplasma dan dikenal sebagai badan kutub kedua, sel anak lainnya adalah oosit
definitive. Kromosomnya (22+X) tersusun di dalam sebuah intivesikuler yang
dikenal sebagai pronukleus wanita.
3.
Penggiatan metabolic
sel telur. Factor penggiat diperkirakan dibawa olehspermatozoa. Penggiatan
setelah penyatuan diperkirakan untuk mengulangi kembali peristiwa permulaan
seluler dan molekuler yang berhubungan dengan awalembriogenesis.
Sementara itu,
spermatozoa bergerak maju terus hingga dekat sekali dengan pronukleuswanita.
Intinya membengkak dan membentuk pronukleus pria sedangkan ekornya terlepasdan
berdegenerasi. Secara morfologis, pronukleus wanita dan pria tidak dapat
dibedakan dansesudah itu mereka saling rapat erat dan kehilangan selaput inti
mereka. Salama masa pertumbuhan, baik pronukleus wanita maupun pria (keduanya
haploid) harus menggandakanDNA-nya. Jika tidak,masing-masing sel dalam zigot
tahap 2 sel tersebut akan mempunyaiDNA separuh dari jumlah DNA normal. Segera
sesudah sintesis DNA, kromosom tersusun dalam gelendong untuk mempersiapkan
pembelahan mitosis yang normal 23 kromosom ibu dan 23 kromosom ayah
membelahmemanjang pada sentromer, dan kromatid-kromatid yang berpasangan tersebut
saling bergerak kearah kutub yang berlawanan, sehingga menyiapkan sel zigot
yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom dan DNA yang normal. Sementara
kromatid-kromatid berpasangan bergerak kearah kutub yang berlawanan, muncullah
satu alur yang dalam pada permukaan sel, berangsur-angsur membagi sitoplasma
menjadi 2 bagian.
Hasil utama pembuahan, yaitu:
1)
Pengembalian
menjadi jumlah kromosom diploid lagi, separuh dari ayah danseparuhnya dari ibu.
Olah karena itu, zigot mengandung kombinasi kromosom baruyang berbeda dari
kedua orang tuanya.
2)
Penentuan jenis
kelamin individu baru. Spermatozoa pembawa X akan menghasilkansatu mudigah
wanita (XX), dan spermatozoa pembawa Y menghasilkan satu mudigah pria (XY).
Oleh karena itu, jenis kelamin kromosom mudigah tersebut ditentukan pada saat
pembuahan.
3)
Dimulainya pembelahan. Tanpa pembuahan,oosit biasanya
akan berdegenerasi 24 jamsetelah ovulasi.
Gambar 10. Proses ovulasi, fertilisasi hingga
implintasi embrio
|
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
|
Selama berhubungan seksual jumlah semen yang diejakulasikan rata-rata
adalah 3.5 mldan tiap 1 ml semen mengandung 120 juta spermatozoon.Jumlah ini
diperlukan mengingattingkat kematian spermatoon sangat tinggi.Hanya sekitar 100
spermatozoon yang mampu bertahan hidup untuk mendekati ovom di tuba
fallofi.Sekitar 20% spermatozoon akankehilangan kemampuan membuahi ovum ada
juga yang mati karena keasaman vagina danada juga yang tidak dapat menjangkau
leher rahim.Jadi hanya beberapa sperma saja yangmemiliki kualitas baik yang
mampu menembus ovum.Ovum tidak hanya dilapisi olehmembran plasma tetapi oleh
lapisan-lapisan lain,sehingga sperma memerlukan waktu yanglama agar dapat
menembus masuk ke dalam ovum
2)
Gestasi/Kehamilan
Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium
uterus. Dalam perjalanannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis
berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel-sel yang sama
besarnya dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula.
Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit.
Tahap ini disebut blastula dengan rongga di dalamnya yang disebutblastocoel
atau blastosol. Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian
dalam.
a)
Sel-sel bagian luar
blastosit
Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan
membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk
tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. Sel-sel
trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna
serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian
dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot
berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya
akan membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai
membran kehamilan.
Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses
transportasi, respirasi, ekskresi, dan fungsi-fungsi penting lainnya selama
embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan membran
melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk kekeringan.
Macam-macam membran kehamilan adalah sebagai berikut:
1.
Sakus vitelinus
Sakus vitelinus atau kantung telur adalah membran berbentuk kantung yang
pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam pada
blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan
pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan
trofoblas membentuk korion.
2.
Korion
Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Embrio
membentuk vili korion atau jonjot-jonjot
di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah embrio yang
berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium
uterus. Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang
merupakan organ pemberi nutrisi bagi embrio.
3.
Amnion
Amnion merupakan membran yang
langsung melingkupi embrio dalam suatu ruang yang berisi cairan amnion
(ketuban). Cairan amnion berfungsi menjaga embrio agar dapat bergerak dengan
bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan
dari luar.
4.
Alantois
Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar
menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Di dalam
alantois terdapat pembuluh darah yang menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen
dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbondioksida dan urea
untuk dibuang oleh ibu.
b)
Sel-sel bagian
dalam blastosit
Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio atau
embrioblas. Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari
lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm) . Selanjutnya, ketiga
lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ (organogenesis) pada
minggu keempat sampai kedelapan.
Gambar 11.
Selaput pembungkus janin dan struktur plasenta
|
(Sumber:
Campbell Jilid 9, 2011)
|
Kehamilan terjadi apabila implantasi blastosit dapat
dilakukan dengan sukses. Proses kehamilan pada manusia berlangsung kira-kira
266 hari atau 38 bulan. Awalnya, blastosit terbagi menjadi tiga bagian, antara
lain tropoblas (sel-sel terluar), embrioblas (sel-sel bagian dalam), dan
blastocoel (rongga yang berisi cairan). Tropoblas merupakan sel-sel terluar
dari blastosit yang mengeluarkan enzim proteolitik sehingga mampu terjadi
implantasi pada endometrium. Sementara, embrioblas merupakan sel-sel bagian
dalam blastosit yang terdapat bintik benih sebagai hasil pembelahan selnya.
Antara tropoblas dan bintik benih dipisahkan oleh bagian berisi cairan yang
disebut selom.
Sewaktu berada di dalam rahim, embrio ini juga selalu
membelah dan mengalami perkembangan untuk membentuk janin(fetus).Tahap
blastulasi terjadi pada minggu pertama setelah fertilisasi. Pada saat ini embrio
masih sangat kecil. Walaupun dalam kurun waktu itu ia telah terdiri atas
ratusan sel-sel kecil yang berkumpul membentuk bola kecil yang berukuran hampir
sama dengan kepala jarum pentul. Pada proses pembentukan blastula, sel-sel
membelah dengan cepat dan terjadi migrasi sel di dalam embrio, yang membentuk
dua bagian utama, yaitu embrio yang nantinya berkembang menjadi janin dan
membran ekstra embrio yang nantinya membentuk plasenta, amnion, dan tali pusar.
Ketiga bagian ini berfungsi untuk menunjang kehidupan janin, antara lain:
1.
Untuk memberikan
nutrisi,
2.
Pertukaran gas, dan
3.
Menahan goncangan
Plasenta juga dapat menghasilkan hormon-hormon tertentu,
antara lain mengatur hormon kelenjar dan relaksin yang berfungsi untuk
fleksibilitas simfibis pubis dan organ-organ lain di daerah tersebut sehingga
mempermudah kelahiran. Setelah itu, dilanjutkan dengan proses gastrulasi yang
terjadi pada minggu ke-3. Pada proses gastrulasi, jaringan sudah membentuk 3
lapisan, yaitu lapisan ektodermis, mesodermis, dan endodermis.
Ketiga lapisan jaringan tersebut akan mengalami
diferensiasi dan spesialisasi membentuk organ dan sistem organ.
1.
Lapisan ekstroderm akan membentuk organ-organ
seperti saraf, hidung, mata, kelenjar kulit dan berkembang menjadi jaringan
epidermis.
2.
Lapisan mesoderm akan berkembang membentuk organ
ginjal, limpa, kelenjar kelamin, jantung, pembuluh darah, getah bening, tulang
dan otot.
3.
Lapisan endoderm akan membentuk organ hati,
pankreas, saluran pencernaan, saluran pernapasan, kelenjar gondok, dan anak
gondok.
Fase itu disebut fase organogenesis.
Fase ini terjadi pada minggu ke-4 s.d. minggu ke-8. Pada saat janin berusia 14
minggu, organ sudah terbentuk lengkap. Janin terus mengalami pertumbuhan dan
penyempurnaan pada bagian-bagian organ tubuhnya, hingga usia 9 bulan 10 hari
sebagai usia yang normal bagi bayi untuk dilahirkan. Kadar hormon estrogen pada
seorang wanita yang hamil sedikit. Hormon estrogen ini akan membantu kontraksi
uterus. Selain itu, dihasilkan pula hormon oksitosin yang fungsinya sama seperti
estrogen.
Gambar 12. Proses perkembangan bayi dari masa 5 minggu hingga 20
minggu
|
(Sumber
: Campbell
Jilid 9, 2011)
|
4. Persalinan
Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Setelah embrio tumbuh dan
berkembang menjadi bayi yang sempurna, proses dilanjutkan dengan
persalinan.Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai
akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab
peningkatan kepekaan dan aktivitas uterus sehingga terjadi kontraksi
dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis.
Persalinan atau kelahiran terjadi
akibat serangkaian kontraksi uterus yang kuat dan berirama. Prosesnya terjadi
dalam tiga tahap, yaitu :
a)
Tahap
pertama, dimulai dengan pembukaan dan pemipihan serviks (leher rahim), kemudian
dilanjutkandengan dilatasi sempurna.
Gambar 13. Tahap Dilatasi cervix
|
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
|
b)
Tahap kedua, yakni
ekspulsi atau pengeluaran bayi. Adanya kontraksi yang kuat dan terus menerus
mengakibatkan bayi mulai turun dari uterus menuju vagina.
Gambar 14. TahapExpulsi
|
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
|
c)
Tahapan terakhir
adalah keluarnya bayi yang berplasenta. Plasenta bayi ini akan dipotong dan
dijepit sehingga menjadi pusar.
Gambar 15.
Tahap Terakhir Keluarnya Plasenta
|
(Sumber: Campbell Jilid 9, 2011)
|
Ada beberapa hormon yang berperan pada proses kelahiran bayi. Hormon
tersebut meliputi hormon relaksin, estrogen, prostaglandin, dan oksitosin.
Hormon relaksin diproduksi oleh korpus luteum dan plasenta. Fungsi hormon ini
adalah melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul saat terjadi
kelahiran. Hormon estrogen dihasilkan oleh plasenta dengan fungsi menurunkan
jumlah hormon progesteron sehingga kontraksi dinding rahim bisa berlangsung.
Hormon prostaglandin dihasilkan oleh membran ekstraembrionik dengan fungsi
meningkatkan kontraksi dinding rahim. Sedangkan hormon oksitosin dihasilkan
oleh kelenjar hipofisis ibu dan janin. Fungsinya juga meningkatkan kontraksi
dinding rahim.
5. Air Susu Ibu/ASI
Air susu ibu dihasilkan oleh kelenjar susu pada payudara seorang wanita
yang dapat memproduksi, biasanya dihasilkan setelah kehamilan tua atau setelah
melahirkan.
a)
Struktur dan Fisiologi Payudara
Semua mamalia memiliki kelenjar mammae. Payudara manusia berbentuk kerucut,
dan memanjang dari iga kedua atau ketiga sampai iga keenam atau ketujuh.Payudara
mempuyai jaringan kelenjar, duktus, jaringan buluh limfe. Jaringan kelenjarnya
terdiri atas 15-25 lobus, masing-masing bermuara ke dalam duktus ekskretorius
tersendiri yang berakhir di puting susu. Tiap duktus melebar ketika memasuki
basis puting susu untuk membentuk sinus susu. Sinus ini berfungsi sebagai
reservoir susu selama masa menyusui. Tiap lobus dibagi lagi menjadi 50-75
lobulus yang bermuara ke dalam suatu duktus yang mengalirkan isinya ke dalam
duktus ekskretorius lobus itu.
Puting susu dan areola mengandung otot polos yang berfungsi menyempitkan
areola dan menekan puting susu. Kontraksi otot polos membuat puting susu tegak
dan keras, dengan demikian akan mempermudah pengosongan sinus susu.
Kulit puting susu dan areola berpigmen banyak dan tidak berambut, tetapi
kadang-kadang ditemui pada areola mengandung folikel rambut.Perubahan
fisiologis pada payudara disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
a.
Pertumbuhan dan proses penuaan.
b.
Daur haid.
c.
Kehamilan
Menyusui menimbulkan impuls saraf yang
berjalan ke hipotalamus.Hipotalamus merangsang hipofisis anterior untuk
mensekresikan prolaktin,yang bekerja pada jaringan kelenjar payudara untuk
menghasilkan air susu.
Hipotalamus juga merangsang hipofisis
posterior untuk menghasilkan oksitosin yang merangsang sel-sel otot di
sekitar jaringan kelenjar untuk berkontraksi dan mendorong air susu masuk
ke dalam sistem duktus
|
Pada masa
kehamilan, payudara wanita menjadi lebih penuh dan keras. Areola lebih gelap
dan puting susu menegak ketika membesar. Ketika memasuki trisemester ketiga
akan timbul kresi kekuning-kuningan yang disebut kolostrum. Setelah lahirnya
anak, jika ibu tersebut menyusui dalam 24 jam, sekresi kolostrum berhenti dan
mulai timbul sekresi air susu ibu (ASI). Selama menyusui, payudara membesar.
Proses kendali neuroendokrin payudara dapat diuraikan sebagai berikut.
b)
Manfaat Air Susu Ibu (ASI)
Pada proses kehamilan yang normal, setelah janin ber-usia
9 bulan 10 hari, akan dilahirkan. Setelah lahir, bayi akan memasuki masa
pertumbuhan pasca kelahiran.
Ketika baru saja dilahirkan, bayi sudah memerlukan
makanan, akan tetapi tidak setiap makanan bisa diberikan pada bayi, sebab bayi
membutuhkan makanan khusus dan makanan itu sudah disediakan oleh ibunya, yakni
(ASI)air susu ibu.
Air susu ibu (ASI) mempunyai peranan yang penting bagi
seorang bayi, yaitu untuk menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan
hidup bayi.Ketika seorang bayi berusia di bawah 4 bulan, mereka belum diberikan
makanantambahan, karena pencernaannya masih halus sekali sehingga bayi hanya
memerlukan makanan khusus yang berbentuk cair, yaitu susu.
ASI mengandung zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan sangat sesuai dengan pencernaan bayi. Keutamaan ASI lainnya adalah bebas
bakteri dan dapatmemberikan kekebalan pasif pada bayi, serta dapat mengurangi
resiko bayi terkena infeksi.
Pemberian ASI saja pada bayi yang berumur di bawah 4
tahun ini disebut pem-berian ASI eksklusif. Ini merupakan salah satu cara untuk
mencapai sasaran kesejah-teraan ibu dan anak. Tetapi dalam praktik-nya ternyata
di Indonesia pada saat ini perilaku pemberian ASI eksklusif belum seperti yang
diharapkan, padahal pemerintah sudah mencanangkan program pemberian ASI
eksklusif sejak tahun 1990. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang ibu kurang
bisa memberikan ASI terhadap bayinya, antara lain karena kesibukan kerja,
hilangnya kepercayaan diri, kurangnya penerangan, dan sosialisasi.
c)
Kebaikan ASI
sebagai makanan bayi
ASI mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh
bayi dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI mengandung kadar
laktosa tinggi. Laktosa dalam usus akan mengalami peragian hingga membentuk
asam laktat. Asam laktat dalam susu bayi bermanfaat untuk :
1.
Menghambat
pertumbuhan bakteri yang patogen
2.
Menghambat
pertumuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan berbagai asam organik dan
mensintesis beberapa jenis vitamin dalam usus.
3.
Memudahkan
terjadinya pengendapan calsium caseinate (protein susu)
4.
Memudahkan
penyerapan berbagai jenis mineral, seperti kalsium, fosfor, dan magnesium.
5.
ASI tidak
mengandung bibit penyakit, justru mengandung zat penolak untuk melindungi bayi
dari berbagai penyakit infeksi. Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI antara
lain laktoferin, dan antibodi yang dapat melingdungi anak dari bakteri, virus,
dan jamur.
6.
ASI lebih aman
terhadap kontaminasi, karena ASI diberikan langsung, maka kemungkinan tercemar
zat yang berbahaya lebih kecil.
7.
Resiko alergi pada
bayi sangat kecil.
8.
Temperatur ASI
sesuai dengan temperatur tubuh bayi .
9.
Pemberian ASI dapat
mempererat hubungan kasih sayang antara ibu dan bayinya.
10. Bayi yang menyusu pada ibunya, memiliki pertumbuhan
geraham lebih baik.
11. Bentuk payudara ibu memungkinkan bayi menyusu tanpa
tersedak.
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga
atau keempat setelah persalinan disebut kolostrum. Setelah hari keempat sampai
kira-kira minggu kelima disebut air susu peralihan. Setelah minggu kelima dan
seterusnya, ASI yang diproduksi mempunyai komposisi zat gizi yang tetap.
Kolostrum berwarna lebih kuning dan lebih kental daripada
ASI. Kolostrum berkhasiat membersihkan saluran pencernaan dari mukoneum
(kotoran yang terdapat dalam saluran pencernaan janin). Selain itu, kolostrum
juga merangsang kematangan mukosa usus sehingga saluran pencernaan siap untuk
mencerna ASI.
ASI memiliki kandungan gizi lengkap, baik makronutrien
seperti protein, lemak, karbohidrat, maupun mikronutrien yaitu vitamin dan
mineral. Mineral yang terdapat dalam ASI sama dengan yang terkandung dalam
kolostrum, hanya kadarnya lebih rendah.
Keuntungan lain dari pemberian ASI adalah praktis, karena
dapat diberikan kapan saja, dimana saja dalam keadaan segar dengan suhu yang
sesuai dengan suhu tubuh bayi, higienis, dan ekonomis.
6.
Alat-alat Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dan konsepsi
yang berarti pembuahan. Secara sederhana kontrasepsi dapat diartikan sebagai
tindakan mencegah kehamilan. Berdasarkan waktu penggunaan alat kontrasepsi dan
teknik penggunaannya, kontrasepsi dibedakan atas dua metode, yaitu permanen dan
nonpermanen.
a) Metode Kontrasepsi Permanen
Metode ini disebut juga kontrasepsi menetap, yaitu
membuat kemampuan untuk hamil sulit atau tidak dapat dikembalikan. Usaha
kontrasepsinya dilakukan dengan cara operasi baik pada wanita maupun pria. Pada
wanita dikenal dengan MOW (metode operasi wanita) disebut juga tubektomi. Pada
pria dikenal dengan MOP (metode operasi pria) disebut juga vasektomi.
b) Metode Kontrasepsi Nonpermanen
Metode ini disebut juga kontrasepsi tidak menetap, yaitu
suatu metode kontrasepsi yang tidak menutup kemungkinan untuk dapat hamil kembali.
Metode ini dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1.
Tanpa alat/obat,
yaitu dengan memperpanjang masa menyusui, pantang berkala (sistem kalender),
atau dengan senggama terputus (coitus interrup-tus).
2.
Dengan menggunakan
alat/obat, misalnya menggunakan pil, susuk, kondom, suntikan, diafragma, tablet
busa, dan AKDR/IUD (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/Intra Urine/De-vice).
Selain alat
kontrasepsi diatas, berikut alat-alat yang dipergunakan untuk mengatur
kelahiran dan cara kerjanya :
Alat KB
|
Mekanisme
|
Akibat
|
Pil
|
Pil yang mengandung hormon ini diminum tiap hari
|
Hipofisis anterior tidak mengeluarkan LH dan FSH
|
Suntikan depoprovera
|
Suntikan progesteron seperti steroid dilakukan 4 kali
setahun
|
Hipofisis anterior tidak mengeluarkan LH dan FSH
|
Susuk KB
|
Tabung progestin (dibuat dari progesteron) ditanam
dibawah kulit
|
Hipofisis anterior tidak mengeluarkan LH dan FSH
|
IUD (Spiral)
|
Gulungan plastik dimasukkan kedalam uterus
|
Mencegah implantasi
|
Spons vagina
|
Spons yang diberi spermisida (pembunuh sperma) dimasukkan
ke vagina
|
Membunuh sperma yang masuk
|
Diafragma
|
Cawan plastik dimasukkan pada vagina untuk menutup
serviks
|
Menghalangi sperma yang masuk vagina
|
Karet KB
|
Dipakai untuk menyelubungi penis
|
Mencegah sperma masuk vagina
|
7.
Kelainan/Gangguan Pada Sistem reproduksi
Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti virus ataupun bakteri. Penyakit
sistem reproduksi manusia bisa di sebut juga penyakit kelamin. Pada dasarnya,
penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual atau hubungan intim.
Penyakit pada sistem reproduksi dapat menyerang pria maupun wanita.Contoh-contoh penyakit
pada sistem reproduksi beserta pengobatannya :
1)
Gonore (kencing nanah)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.
Tanda-tanda atau Gejala dari gonore:
Keluarnya cairan seperti nanah
dari saluran kelamin, rasa panas dan sering kencing. Bakteri penyebab penyakit
ini dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada
persendian dan dapat mengakibatkan kemandulan.
Pengobatan gonore:
Penyakit ini dapat disembuhkan
jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.
2)
Herpes Genetalis
Herpes genetalis disebabkan oleh virus. Virus penyebab
penyakit herpes genetalis adalah Herpes simpleks.
Tanda-tanda
Gejala herpes genetalis:
Timbulnya rasa gatal atau sakit pada daerah kelamin dan
adanya luka yang terbuka atau lepuhan berair.
Cara penularan herpes genetalis:
Seluruh jenis penyakit herpes
dapat menular melalui kontak langsung. Luka akibat infeksi yang terbuka akan
mudah menularkan virus ke bagian tubuh lain atau ke orang lain apabila terjadi
persentuhan.
Pengobatan herpes genetalis:
Penderita herpes biasanya
diobati dengan antivirus serta vitamin untuk menguatkan daya tahan tubuh.
Karena itu, penderita sebaiknya beristirahat hingga luka herpes mengering dan
keluhan tubuh pegal-pegal mereda. Masa istirahat selama kira-kira 2 minggu
tersebut juga diperlukan untuk mencegah berulangnya penyakit.
Pencegahan herpes genetalis:
Imunisasi dengan vaksin
varisela zoster serta tidak melakukan kontak dengan penderita herpes.
3)
Infeksi Jamur Kandida
Kandida adalah bermacam-macam
jamur yang hidup pada saluran pencernaan dan saluran kemih serta genital. Ada
beberapa jenis jamur kandida, tetapijenis yang paling banyak dikenal dan juga
yang paling sering menyebabkan terjadinya infeksi jamur pada manusia adalah
kandida albikans. Bila infeksi terjadi pada liang vagina, gejala yang paling
sering muncul adalah gatal pada daerah kemaluan terutama pada malam hari,
keluarnya cairan vagina berwarna pekat seperti keju sampai dengan keruh encer.
Cara Penularan Jamur Kandida:
Selain karena persetubuhan,
infeksi jamur kandida bisa menyerang apabila kondisi higinitas alat kelamin
terabaikan. lnfeksi kandida juga bisa mengancam Anda yang menderita penyakit
diabetes, terlalu sering mengonsumsi antibiotika, serta sedang mengalami
penurunan daya tahan tubuh.
Pengobatan Jamur Kandida:
Infeksi dapat diobati dengan
obat anti jamur yang digunakan secara lokal. Apabila terjadi infeksi berat,
dokter mungkin akan menyarankan penggunaan antibiotika.
Pencegahan Jamur Kandida:
Meningkatkan daya tahan tubuh
dengan makanan bergizi dan minum vitamin, serta memperbaiki perawatan di
seputar area organ intim Anda.
4)
Kutu Pubis
Serangan kutu yang hinggap pada rambut di area vagina ini bisa membuat
penderitanya merasa amat tidak nyaman. Kutu dengan nama latin Phthiruspubis ini ukurannya amat kecil,
tetapi masih kasat mata dan berwarna kelabu kekuningan. Kutu pubis beraksi
dengan cara menancapkan kepalanya ke kulit, di mana ia mengisap darah dari
pembuluh darah yang kecil. Gejala terjangkit kutu pubis adalah gatal yang tidak
berkesudahan walau sudah digaruk. Pada beberapa orang, garukan yang kuat bahkan
bisa menimbulkan ruam alergi yang meningkatkan risiko infeksi bakteri.
Cara penularan
Kutu Pubis:
Dalam kondisi kenyang, kutu pubis dapat hidup di luar tubuh selama satu
hari. Karenanya, kutu tersebut bisa berpindah ke orang lain apabila ia jatuh ke
pakaian dalam, selimut, ataupun handuk. Telur kutu yang melekat pada kain dapat
bertahan sampai 6 hari, sehingga orang dapat tertular kutu pubis karena
menggunakan pakaian, handuk atau tidur di ranjang orang lain. Kutu pubis dapat
dijumpai pula di ketiak dan kulit kepala, biasanya karena terbawa dari area
kemaluan melalui jari atau kuku.
Pengobatan
Kutu Pubis:
Biasanya dokter akan memberikan sejenis krim yang mesti dioleskan ke area
yang terjangkit dan dibilas setelah sepuluh menit. Ada pula sabun khusus yang
mesti digunakan setiap kali membersihkan area vagina. Jangan lupa mencuci baju,
handuk, selimut, dan lain-lain sebelum pengobatan dimulai.
Pencegahan
Kutu Pubis:
Menjaga kebersihan pribadi dan pasangan, serta sedapat mungkin jangan
meminjam pakaian (apalagi pakaian dalam) dan handuk orang lain.
5)
Kanker vagina
Kanker vagina merupakan kanker yang terjadi pada wanita. Penyebabnya bisa
karena adanya infeksi virus pada vagina.
6)
Kanker rahim
kanker rahim merupakan gangguan yang ditandai dengan perdarahan pada
vagiana secara tidak normal.
7)
Prostatis
Prostatis merupakan gangguan yang terjadi pada prostat dalambentuk
peradangan oleh bakteri E. colidan
Chlamydia.
8)
Condiloma
Accuminata
Merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus Human papilloma. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya
kutil yang dapat membesar dan akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut rahim.
9)
Endometriosis
Merupakan gangguan
akibat adanya jaringan endometrium dari luar rahim (uterus) yaitu dapat tumbuh
di sekitar ovarium, oviduk, servik dsb. Gejalanya penyakit ini berupa
rasa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat menstruasi. Rasa
nyeri ini disebabkan oleh pengelupasan jaringan endometriosis.
10) Epididimitis
Merupakan infeksi yang
sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya adalah E. coli dan
Chlamydia.
11) Hamil Anggur (Mola Hidalidosa)
Merupakan suatu kehamilan yang tidak
berisi janin, tetapi berisi gelembung-gelembung mola dan bekuan darah. Hamil
anggur dapat menyebabkan kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya
dinding rahim oleh proses mola dan infeksi.
12) Hipogonadisme
Merupakan penurunan fungsi testis yang
disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen
dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganannya dapat dilakukan
dengan terapi hormon.
13) HIV (AIDS)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem
kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang lama, penderita tidak memiliki sistem
kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh oleh infeksi penyakit
ringan, seperti flu atau tifus.
14) Impotensi
Merupakan ketidakmampuan penis untuk
ereksi atau mempertahankan ereksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, seperti gangguan produksi hormon testosteron, penyakit diabetes
mellitus, kecanduan alkohol, dan gangguan sistem saraf.
15) Infertilitas (Mandul)
Infertilitas atau ketidaksuburan dapat
terjadi pada pria atau wanita. Pada pria infertilitas terjadi karena adanya
penyakit, seperti impotensi, ejakulasi dini, adanya sumbatan pada saluran
sperma, adanya kelainan gerak sperma dan kerusakan testis. Sedangkan, pada
wanita disebabkan oleh kelainan lendir leher rahim, adanya tumor, adanya
sumbatan pada saluran telur, menstruasi tidak teratur dan karena obesitas.
16) Kanker Ovarium
Merupakan kanker yang menyerang indung
telur kiri atau kanan, atau kedua-duanya. Kanker indung telur biasanya
menyerang perempuan yang sudah menopause (berumur 50 tahun ke atas).
17) Kanker Payudara
Merupakan kanker yang menyerang payudara.
Seorang wanita yang tidak pernah menyusui besar kemungkinan dapat menderita
penyakit ini.
18) Kanker Prostat
Merupakan kanker yang menyerang kelenjar
prostat pada pria. Kanker ini menyebabkan sel-sel dalam kelenjar prostat tumbuh
abnormal dan tidak terkendali. Kanker prostat biasanya menyerang pria usia 60 tahun
ke atas.
19) Kanker serviks (Leher Rahim)
Merupakan kanker pada bagian serviks
wanita, banyak menyerang wanita di atas umur 40 tahun. Kanker serviks
disebabkan oleh infeksi virus herpes dan human papilloma virus.
20) Kriptorkidisme
Merupakan kegagalan dari satu atau kedua
testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi.
Penangannya dapat dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic
gonadotropin untuk merangsang testoteron.
21) Orkitis
Merupakan peradangan pada testis yang disebabkan
oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat
menyebabkan infertilitas.
22) Penyempitan Saluran Telur/Oviduck
Kelainan ini merupakan faktor bawaan,
tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk
yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam saluran
tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
23) Prostatitis
Merupakan peradangan pada kelenjar
prostat. Peradangan kelenjar prostat ini dapat diikuti oleh peradangan uretra. Penderita
prostatitis memiliki gejala-gejala seperti sakit saat buang air kecil.
24) Sifilis (Raja Singa)
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini menular melalui hubungan seksual.
Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan, bintik atau bercak merah di
tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan kulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar